All Chapters of DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA: Chapter 221 - Chapter 230

"Yang sabar." Serena memijat pelipisnya yang berdenyut. Dia pandangi belahan jiwa yang sedang belajar menulis bersama Gaby."Aktif kan tanda dia pintar.""Tapi, Kek. Dia aktifnya kelewatan. Hyperaktif," keluh Serena hampir menangis.Arthur De Angelo tumbuh jadi anak yang sangat tampan di usia lima tahun. Siapa yang melihatnya pasti akan jatuh hati padanya. Yang membuat Serena kadang kesal sampai ke ubun-ubun adalah rupa Arthur yang semakin ke sini makin mirip bapaknya.Tampan dan pintar, satu kombinasi yang menyebabkan Arthur kian disukai banyak orang. Meski bocah itu juga punya dark side dalam dirinya. Iya, Arthur sangat aktif, tidak bisa diam. Selain itu keaktifannya sering kali membuat Arthur terlibat masalah. Misalnya kecemplung empang, selokan. Arthur pernah tanpa sengaja merubuhkan pagar tetangga.Tepok jidatlah pokoknya kalau ingat kelakuan Arthur. Belum lagi bestie Arthur yang bukannya mencegah kerusuhan sang bocah. Justru sebaliknya. Mereka adalah supporter garis keras Art

Beberapa hari selanjutnya, Al disibukkan dengan usahanya menemukan Serena. Berbagai cara dia lakukan untuk menemukan sang istri. Tekadnya belum pernah sebesar ini.Sebelumnya, Al terlalu percaya diri. Dia pikir Serena akan pulang sendiri padanya setelah pergi lumayan lama.Namun lima tahun sudah berlalu tanpa hasil. Pada akhirnya, Al hanya bisa menyesali kebodohannya dalam menunggu."Tidak mau pulang, akan kujemput. Kamu bersembunyi, akan kutemukan. Kamu jadi milik orang lain akan kurebut."Jemari Al berhenti bergerak. Kenapa dia baru menemukan sistem yang menyembunyikan lokasi Serena tinggal sekarang?Semacam penjaga yang menjaga teritorinya. Sistem akan bekerja jika ada yang berusaha melacak lokasi pengirim email Serena.Lebih mengejutkan lagi, sistem itu pusatnya tidak jauh dari The Palace. "Sialan, benar kata Max. Ada orang yang melindungi Serena. Dan orang itu dekat denganku," gumam Al penuh amarah.Dia terus bekerja hingga tak berapa lama petunjuk itu membawanya masuk ke kamar d

"Kami menemukan Black Night menghala ke timur. Sendirian. Tanpa pengawal," lapor seseorang."Habisi dia!" Perintah sudah dikantongi dan di sinilah mereka berada. Di medan tempur dengan Al dipaksa melawan puluhan orang tanpa senjata. Adalah kesalahan Al keluar tanpa persiapan. Namun situasi mendesaknya untuk segera menyingkirkan halangan yang merintangi jalannya.Tempat Rodrigo adalah harapan di mana dia bisa menemukan Serena. Dia harus sampai di tempat itu secepatnya.Tapi semua tak seperti angannya. Lawan jarak jauh bisa dikelabui sebab Paul melindunginya. Namun musuh yang sudah melihat Black Night di jalanan, pasti tahu kalau pengendaranya adalah Alterio Inzaghi.Dia yang sedang diincar, tentu akan memberi rivalnya kesempatan untuk menghabisinya.Pria itu pada dasarnya berada di level prima, tapi setelah dipaksa menghadapi puluhan orang sendirian tentu saja tenaganya akan terkuras habis.Setengah jam kemudian, tubuh Alterio jatuh berlutut setelah sosok terakhir berhasil dia tumban

"Ibu!" Teriakan Arthur membuat Al tersadar."Kamu gak apa-apa?" Tanya Al pada Arthur."Enggak, Om. Makasih sudah nolongin aku. Bisa turunkan aku. Mau ikut Ibu, mandi."Setelah dahannya patah baru Arthur mau mandi. Serena masih menatap Alterio, lama sampai tak berkedip. Arthur dan Alterio, hatinya mendadak ingin menangis. Ayah dan anak itu akhirnya bertemu. Tapi apa yang akan terjadi selanjutnya. Serena tak berani membayangkan."Ibu, ayo mandi." Tangan mungil Arthur menggoyang lengan Serena.Serena seketika mengalihkan perhatiannya pada sang putra. "Iya, ayo pulang." Dia berbalik menggandeng tangan Arthur, meninggalkan Alterio yang terdiam. Pria itu bergeming, sebelum pandangannya menggelap, dan suara bruk terdengar.Semua orang heboh melihat tubuh besar Al rubuh ke tanah. "Bu Serena dia terluka."Baru saat itulah mereka sadar kalau kemeja Al warnanya lebih pekat. Darah membasahi punggung pria itu.Beberapa waktu kemudian."Arthur, jangan ganggu ... bapakmu."Suara Serena mengecil d

Suara menghebohkan membuat Alterio mengerutkan dahi. Pria yang baru bisa tidur subuh tadi, nyaris tak mampu membuka mata. Tapi suara Serena yang melengking tinggi membuatnya langsung tersentak bangun."Astaga! Apa ini?" Al memijat pelipisnya yang nyeri. Dia nyaris bersandar ke punggung sofa andai tak segera ingat lukanya. "Arthur jangan berlarian. Nanti mawar Ibu rusak." Alterio berjalan menuju depan rumah setelah membersihkan diri di kamar mandi. Untung dia membawa peralatan mandi dan beberapa setel pakaian dalam mobilnya. Jadi dia tidak kebingungan jika tidak bisa pulang ke rumah.Begitu membuka pintu, aroma mawar langsung menyergap penciuman Alterio. Di bawah langit yang baru semburat jingga di ufuk timur, Serena sudah bermandi peluh.Rambutnya kembali digulung tinggi, hingga penampakan leher jenjangnya sangat menggoda. Alterio seketika mengumpat, lima tahun cuma main pakai tangan, begitu melihat pawangnya. Miliknya langsung on. Benar-benar tidak bisa ditipu. Pria itu hanya bisa