Pagi itu, Balai Desa Kali Bening penuh sesak. Ruangan utama dipenuhi para kepala dusun, perwakilan pedagang lokal, dan belasan pedagang dari luar desa yang duduk dengan gelisah. Suara hujan salju di atap beradu dengan ketegangan yang menggantung di udara.Di hadapan mereka, Raka berdiri tegak, mengenakan jubah tebal warna hitam tua dengan lambang daun cemara bersulam benang emas di dadanya. Di sampingnya, Mirna membawa gulungan laporan pelanggaran dari dua pasar desa."Tak satu pun dari kalian dapat berdagang di desa ini jika menipu rakyat kami," ucap Raka lantang, suaranya tegas namun tenang. "Mengurangi takaran, menjual barang palsu, memalsukan segel pasar, semuanya sudah cukup."Salah satu pedagang dari luar, lelaki setengah baya bernama Kalen, mencoba membela diri.“Kami hanya mencari untung, Tuan Raka. Kalau barang dari luar mahal, tentu kami harus menyesuaikan harga.”Raka meliriknya tajam, kemudian melangkah mendekat. “Untung tak boleh lahir dari dusta. Kalau semua rakyat dibod
Terakhir Diperbarui : 2025-05-04 Baca selengkapnya