Angin dingin bulan purnama menyapu Parit Selatan, membawa serta aroma ketegangan yang pekat. Di sinilah, di cekungan tanah yang lembap dan berbau lumpur ini, nasib dua kekuatan akan ditentukan.Pasukan Giri Amerta, dengan ambisi membara di mata para prajuritnya untuk mempertahankan wilayah mereka, telah memilih lokasi ini sebagai jantung pertarungan."Tuan Raka, Parit Selatan ini memang tempat yang licik," ujar seorang prajurit muda, suaranya bergetar menahan dingin dan cemas. "Tanah becek, lumpur merayap hingga mata kaki. Ini akan menyulitkan pergerakan kita."Raka menatap cakrawala yang kelam, seolah mencari petunjuk dari bintang-bintang. "Justru di sinilah letak keuntungan kita, Prajurit," jawabnya, suaranya rendah namun penuh keyakinan. "Lumpur akan memperlambat laju kuda-kuda musuh. Dan ingat, kita bukan sekadar pasukan, kita adalah badai yang akan menyapu habis ilusi kejayaan mereka!"Malam itu, di bawah temaram obor, Tuan Raka mengumpulkan pasukannya. Bayangan mereka menari-nar
Last Updated : 2025-06-16 Read more