Di pagi yang cerah itu, Priambodo tampak sibuk di depan cermin, memilih dasi dengan saksama, sesuatu yang bahkan tidak dia lakukan ketika menghadiri rapat-rapat penting perusahaan.Sopir pribadinya, Pak Harun hanya bisa mengamati dengan heran. Biasanya, sang bos selalu tampil rapi tapi sederhana. Tapi hari ini, dia memeriksa dasinya tiga kali, menyemprotkan parfum lebih banyak dari biasanya, dan memastikan rambutnya tersisir sempurna."Pak, maaf, ini saya tanya... kita mau ke panti asuhan, kan?" tanya Pak Harun dengan nada hati-hati, takut menyinggung.Priambodo melirik Pak Harun dari balik kaca spion. "Ya. Memangnya kenapa?"Pak Harun tersenyum kecil. "Nggak apa-apa, Pak. Cuma… jarang saya lihat Bapak segini niatnya dandan."Priambodo terdiam sejenak, lalu menghela napas dan membalas dengan senyum tipis, "Kadang, untuk orang yang penting, kita memang harus tampil sepantasnya."Pak Harun hanya mengangguk, meski dalam hati penuh tanda tanya. Puluhan tahun mendampingi Priambodo, baru k
Last Updated : 2025-07-02 Read more