“Ris, aku mau bicara!” Bang Fahri menahan saat aku hendak masuk ke kamar.Pria itu masih memakai setelan kerjanya hari ini, belum bertukar dengan pakaian rumah dan berbersih diri. Kutebak, pikirannya benar-benar kalut hingga tidak bisa berpikir jernih.Lagian, salahnya sendiri. Sudah tahu kondisi keuangan papasan, dia malah sesumbar ngutang ke preman demi memenuhi tuntutan Ninik. Tahu-tahu malah ditipu oleh Ninik.Sekarang, saat hidupnya mulai hancur, dia minta bantuan padaku? Yang benar saja!“Riska, suamimu mau bicara!” Bang Fahri berteriak karena aku abai dengan ucapannya.Aku sudah cukup lelah dengan semua drama mereka. Ini sudah malam, waktunya istirahat, tidak bisakah dia membiarkanku lewat?“Bang, tidak perlu berteriak begitu. Kalau kamu lelah dengan semua ini, harusnya kamu tidak pernah memulai,” balasku sembari menarik tangan dari cengkeramannya.Bang Fahri nampak terpukul. Dia menelan ludah, menghela napas dan langsung menatap ke arah kamar ibu mertua. Sepertinya perempuan p
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya