Aku memilih melewati Ninik, enggan meladeninya lagi. Biarkan saja perempuan itu menjerit, memekik, atau menghancurkan dinding. Sebab, besok pagi aku punya misi penting. Setelah meninggalkan Ninik, aku masuk ke dalam rumah. Suasana sudah sangat sepi, ruang telivisi juga kosong. Orang-orang yang tadi duduk di atasnya kini tidak terlihat, mereka sudah masuk ke kamar dengan meninggalkan sampah, piring dan juga gelas di atas karpet. Hatiku meradang melihatnya, tapi saat ini aku hanya harus bertahan dan membiarkan mereka. Hal yang lebih penting untuk dilakukan itu besok pagi. Malam itu, aku tidur nyenyak dengan perasaan gembira. Ekspresi Ninik yang kesal, serta perdebatan yang kudengar saat rebahan di ranjang, mengantarku ke dalam mimpi indah yang damai. Lalu, pagi tiba. Aku bergegas bangun lebih cepat dari biasanya, salat Subuh, memakai pakaian, menyiapkan kebutuhan seharian, lalu mengisi ransel dengan BPKB motor serta STNK-nya. Untung saja dua buku ini masih aku yang simpan, jadi Bang
Last Updated : 2025-05-31 Read more