Ah, tidak. Belum waktunya.Akhirnya aku mengabaikan mereka dan berjalan ke kamar di dekat dapur, tempat di mana aku beristirahat selama hari terakhir. Ya, aku diusir dari kamar utama. Suatu hari ketika aku baru pulang, aku mendapati kunci pintu kamar utama dibongkar paksa dan barang-barangku dipindahkan ke sini. Sekarang, di kamar utama hanya terisi barang-barang Ninik dan Bang Fahri.Namun, biarlah. Biarlah mereka berpuas diri. Aku memang sengaja melakukannya.Toh, di sini, semuanya damai. Ruangannya juga adem karena dekat dengan halaman belakang. Tidak ada juga penampakan Salma, ibu mertua atau Ninik, karena mereka malas ke dapur. Soal perut dan pakaian, tingkah mereka bak sultan, setiap harinya beli, juga pakai jasa laundry. Alhasil, kulihat tidak pernah ada lagi lauk-pauk di kulkas, atau bahan makanan siap jadi.Dan itu bagus. Satu langkah kecil menuju kehancuran. “Ris, kamu masak mie?”Baru saja hendak duduk di tepian single bed kamar, aku mendengar sapaan mendayu dari arah pi
Last Updated : 2025-05-04 Read more