"Bagus! Bagus! Kalau Steve nggak baik ke kamu, telepon Kakek. Sekarang, apa pun masalahnya, ada Kakek. Kakek nggak akan biarkan cicitku dirugikan!""Baik, Kakek."Usai mengakhiri panggilan telepon, wajah Mbak Tuti berseri-seri. "Nyonya, aku akan aturkan beberapa pembantu lagi untuk urus makanan dan pemeriksaan kesehatan selama masa kehamilanmu.""Mbak Tuti, aku nggak suka ramai, nggak usah sebanyak itu."Mbak Tuti merespons, "Nyonya, aku tahu! Aku aturkan dokter sekarang, besok kita lakukan pemeriksaan kehamilan menyeluruh!""Baik, Mbak Tuti."Setelah Mbak Tuti pergi, Vania mendekat ke jendela dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Vania menelepon kakeknya sendiri, Charles.Sesaat kemudian, telepon tersambung. Charles berkata, "Halo, Vania, tadi Fernando sudah telepon dan beri tahu Kakek. Selamat atas kehamilanmu!"Vania sangat terharu bahwa Kakek Fernando sudah memberi tahu kakeknya. Dia paham bahwa itu berarti Kakek Fernando akan menjadi penopangnya.Apa pun yang Vania katakan,
続きを読む