Hasan Mirza dengan tenang meminum tehnya. Dia sudah memperhitungkan segalanya. Mulai dari untung dan juga ruginya. Sudut bibirnya menyeringai tipis, tanda kebanggaan dan juga menyepelekan. "Memangnya dia pikir dia siapa?""Kalau bukan karena pintarnya aku dalam mengatur pasukan, dia pikir dia akan menang dan berkuasa?""Sekarang dia sudah berani bertindak macam - macam."Tangannya mengepal. Mengepal sangat erat, hingga terlihat urat - urat di tangannya. "Sepertinya sedikit peringatan akan membuat dia ingat siapa yang membuatnya menempati posisi ini...!"Dia kembali menyesap tehnya. Rasa pahit teh terasa sedikit hambar karena rasa kemarahannya......"Nona....?""Apa anda lakukan?!"Dagang Arni bertanya dengan serius saat melihat Kiara memasukkan beberapa potong baju ke atas kain seprei. "Aku lelah, aku hanya ingin pergi.""Jangan halangi aku, aku hanya ingin mencari udara segar."Kiara berkata dengan tenang, dia tidak ingin dagang Arni menjadi cemas. "Nona, jangan...""Ham
Terakhir Diperbarui : 2025-04-29 Baca selengkapnya