Rafasya terlihat jelas tidak nyaman melihat Kania ikut memikirkan kondisi Siska. Ia menghela napas panjang, menatap istrinya dengan cemas.“Aku nggak mau kamu sampai stres cuma karena mikirin dia, Sayang,” ucap Rafasya, suaranya pelan namun tegas.Tapi Kania hanya mengangkat bahu, wajahnya datar, seolah tak peduli lagi.“Aku nggak peduli, Rafa. Dia sendiri yang membuat semua ini.”Rafasya terdiam beberapa saat, menimbang kata-katanya.“Daripada dia nanti mengancam nyawa orang lain lebih baik kita masukkan dia ke rumah sakit jiwa, Kan,” ujar Rafasya akhirnya. Suaranya serius, bukan nada benci, tapi nada khawatir.Kania langsung menoleh cepat, menatap wajah suaminya penuh tanya. Ada sebersit curiga di matanya.“Rafa, kamu masih peduli sama dia?”Rafasya menggeleng cepat, hampir terburu-buru. “Bukan begitu! Aku cuma, takut dia berbuat hal-hal yang bahaya, Sayang. Bukan hanya buat kita, tapi juga buat dirinya sendiri. Aku nggak mau ada korban lagi,” jelasnya.Kania menatap Rafasya lama,
Last Updated : 2025-07-14 Read more