Rafasya pulang dengan wajah masam. Langkahnya pelan, bahunya sedikit turun, sorot matanya gelap seolah menyimpan sesuatu yang berat.Ia bisa menghadapi segala hal—dari tekanan pekerjaan, kejahatan orang lain, bahkan ibunya sendiri. Tapi ada satu hal yang tak bisa ia lawan: rasa cemburu.Kania yang melihat sang suami datang dengan raut tak biasa langsung merasa ada yang salah. Ia segera beranjak ke dapur, mengambil segelas jus mangga kesukaan Rafasya, lalu menghampirinya di ruang tengah."Ini, jus mangga. Katanya kalau kesal, jus ini bisa bantu adem, ya?" ujarnya sambil menyodorkannya.Namun, Rafasya tetap diam. Jus itu ia terima, tapi hanya diletakkan di meja. Kania duduk di sebelahnya, memandangi wajah suaminya yang kusut."Ada apa sih? Kamu kenapa?"Rafasya masih diam.“Rafa ... ngomong, ya?”Akhirnya, seperti anak kecil yang mengadu karena tak kuat memendam perasaan, Rafasya membuka suara.“Aku cemburu,” katanya pelan, hampir seperti bisikan. “Aku tahu, aku banyak salah. Aku coba m
Terakhir Diperbarui : 2025-07-20 Baca selengkapnya