Langkah kaki mereka akhirnya keluar dari cengkeraman gelap Goa Kematian. Namun, bukan tanah biasa yang menyambut di bawah kaki—melainkan permukaan lembut, seperti karpet tipis dari kabut putih yang menyebar menyelimuti tanah. Kabut itu bergerak pelan, seolah memiliki kesadaran, membelai telapak kaki mereka dengan dingin yang menggigit, namun juga menenangkan.Di depan, terbentang hamparan hutan bambu—tinggi, rimbun, dan hijau zamrud. Seolah semesta tiba-tiba memberi mereka hadiah kedamaian setelah perjalanan yang menyesakkan. Pepohonan bambu berdiri seperti prajurit berjubah daun, diam namun waspada. Cahaya matahari sore tersaring lewat celah dedaunan, menciptakan pola keemasan di kabut yang bergulir perlahan.Angin semilir menyapa, menyusup lembut di antara batang bambu, membawa aroma tanah basah dan kesegaran hutan. Suara dedaunan bambu bergesekan—lirih, merdu, seperti bisikan rahasia dari masa lalu.Namun Kevin tidak tersenyum.Ia menghentikan langkahnya, pupil matanya menyempit. Na
Terakhir Diperbarui : 2025-05-29 Baca selengkapnya