Kegelapan menelan segalanya di Ruang Bawah Tanah.Tak ada cahaya, tak ada waktu. Hanya deru angin berputar seperti bisikan kutukan, dan di tengahnya, tawa lirih—renyah, namun menyesakkan.Ravena terhempas ke lantai batu yang dingin dan retak. Di sekelilingnya, cermin-cermin kuno pecah berserakan, mencerminkan kilatan cahaya dari kabut beracun yang menyelimuti ruangan. Asap tipis berwarna hijau keunguan merayap, membekukan tanah yang disentuhnya. Nafasnya memburu, uap putih keluar dari bibirnya yang membiru karena suhu yang turun drastis.Tubuhnya gemetar, tapi bukan karena takut—melainkan karena sesuatu di dalam dirinya bangkit, sesuatu yang selama ini ia kubur dalam-dalam. Aura gelap mulai merembes dari kulitnya, membentuk garis-garis hitam berdenyut di lengan dan lehernya. Matanya, yang biasanya bening seperti embun pagi, kini bersinar dengan warna biru pekat yang mengancam.“Bangun, Ravena…” Suara itu datang lagi—halus, seperti desahan angin musim dingin yang merayap ke dalam tulang
최신 업데이트 : 2025-07-22 더 보기