Lahat ng Kabanata ng Kaisar Naga Kegelapan Asura: Kabanata 111 - Kabanata 120

2 Minggu kemudian...Terlihat, Li Fan, Zhu long, Xiao Yu, Bai Hu, dan berbagai binatang tingkat Mulia dari beberapa jenis, sedang berjalan santai menuju perbatasan antara area dalam dan inti lembah.Selama 2 Minggu ini, Li Fan dan yang lainnya hanya mengunjungi beberapa kediaman para binatang.Bai Hu dan berbagai binatang tingkat Mulia, sedang mengantar kepulangan Li Fan dan yang lainnya hingga keluar lembah hancur.Li Fan sudah memutuskan untuk pergi ke Sekte Pedang Surgawi. 1 Minggu lalu, dia telah menerima pesan dari klonnya bahwa dia telah lolos, dan menjadi murid di sekte Pedang Surgawi.Bukan hanya dia, Zhu long, Xiao Yu, Ling King King, Chi chi, Chi chu, Xu Yong, dan Xu Feng juga ikut lolos dan menjadi murid di sekte Pedang Surgawi*****Bai Hu dan berbagai binatang tingkat mulia lain kini sedang dalam wujud manusia. Mereka sangat menghormati keberadaan Li Fan dan yang lainnya, dia karenakan sang penguasa hancur m

Ketika Li Fan telah keluar, dia dapat melihat semua murid dalam menatapnya dengan iri, cemburu, dan benci.Salah satunya adalah Bao Ling. Bau Ling sebenarnya adalah jenius no.1 di sekte. Membuat banyak orang yang mengangumi nya. Namun, semenjak masuknya Li Fan dalam sekte, membuat reputasinya menurun.Bahkan, secara terang-terangan, dia di banding-bandingkan dengan Li Fan. Entah itu dari segi kekuatan maupun segi kemampuan.Bao Ling mengepalkan tangannya ketika melihat patriak sekte, Jing Hao memanggil Li Fan tanpa bantuan dari siapapun.Iri, cemburu, dan kebencian semakin besar mulai tumbuh di hati Bao Ling. Selama dia berada di sekte, Bao Ling hanya pernah menemui patriak 5-9 kali. Itupun di karenakan dia terus menerus membuat masalah."Sial! Hanya seorang setengah langkah dewa, ingin bersaing denganku? Sungguh bermimpi! Lihat saja, pada pertandingan perebutan no urutan jenius, aku akan mencabik-cabik mu!" Geram Bao Ling, sambil di seli

Tanpa di sadari oleh Jing Hao dan Jing Zhou, sebuah kubah formasi muncul dan menutupi seluruh rumah bambu besarta Li Fan dan keduanya di dalam.Wajah Jing Hao semakin pucat. "Le-leluhur! Tenangkan diri anda!" Kata Jing Hao dengan panik."Tenang?" Wajah Jing Zhou berkedut. "Bocah ini mati dulu baru bisa aku tenang!" Lanjut Jing Zhou sambil menunjuk Li Fan"Mati?" Wajah Li Fan menunjukkan penghinaan yang dalam. "Kau sudah tua, jangan terlalu marah, pak tua! Nanti kematian semakin mendekat!""Kau!"Boom!Tanpa di sadari oleh Jing Zhou, energinya meledak saat itu juga. Hingga membuat rumah bambu mengalami guncangan hebat"Leluhur! Jangan!" Seru Jing Hao dengan ketakutan.Dhuar!Tanpa menghiraukan perkataan dari Jing Hao, Jing Zhou langsung meledakkan auranya sekali lagi, membuat rumah bambu itu langsung hancur berkeping-keping dan Jing Hao yang di tekan di tanah."Le-le-lu-hu-r! Te-tenangkan diri a

Ketika Zhu long sedang memejamkan matanya dan berbaring, dari arah depan seseorang berjalan dengan langkah yang di selimuti oleh api kemarahan menuju ke arahnya. Zhu long yang merasakan hal itu, membuka sebelah matanya dan melirik. Dan melihat, seseorang itu adalah Bao Ling. Bao Ling masih saja marah dengan kejadian tadi pagi. Hanya gara-gara Li Fan yang di panggil oleh patriak sekte, Jing Hao dia sudah di selimuti dengan api kemarahan, kecemburuan, dan keirian. Tanpa memperdulikan keberadaan Bao Ling, Zhu long menutup matanya kembali, seolah-olah tidak menganggap keberadaan Bao Ling. Melihat keberadaan Zhu long, Bao Ling dengan cepat mendekat. Ketika mendekat, Bao Ling membentak dengan marah. "Minggir lah, bocah! Aku ingin tempat ini!" Namun, Zhu long sama sekali tidak bergeming. Membuat banyak Bao Ling menyipitkan matanya. "Apa kau tuli

1 Minggu kemudian...Terlihat, Li Fan sedang duduk di sebuah kursi batu yang ada di dalam rumahnya. Di depannya ada beberapa piring kosong.Sudah di pastikan bahwa Li Fan baru saja selesai makan."Ugh!"Li bersendawa, dia tampaknya sangat menikmati apa yang dia makan."Jika aku tahu kalau makan dapat memanjakan lidah seperti ini, sejak aku di hutan tantangan sudah ku makan daging-daging binatang yang ku bunuh!" Kata Li Fan sedikit menyesal"Tapi, bagaimana bisa daging singa api yang dulu aku ambil masih segar dan enak seperti ini? Bukankah itu sudah 12 tahun di dalam tungku ruang? Kenapa tidak membusuk?" Li Fan bertanya dengan heran."Apakah hukum ruang di sana berbeda dengan dunia luar?" Lanjut Li Fan lagi sembari memijit dagunya.Ketika Li Fan sedang berpikir, tiba-tiba ada sebuah gelombang yang menerpa dirinya, hingga membuatnya berdiri."Mmm, sudah waktunya pergi." Kata Li Fan. Dia kemudian mengambi