Pagi itu, Rachel berdiri di depan sebuah bangunan tua di pinggiran kota, tempat yang disebutkan dalam catatan terakhir ayahnya. Sebuah ruko kecil dua lantai yang tampak kusam dan terlupakan. Tak ada papan nama, tak ada aktivitas. Tapi Rachel tahu, di sinilah dulu butik pertama orang tuanya berdiri—tempat segala impian dimulai sebelum semuanya runtuh.Ia menyentuh gagang pintu yang berdebu, mencoba membayangkan masa lalu: Ayah dan ibunya menjahit bersama, menata gaun di etalase, menyambut pelanggan dengan senyuman. Rasa hangat menyeruak dalam dada Rachel, bercampur getir.Rachel membuka kunci yang ia temukan dalam laci lama rumah ibunya. Pintu itu berderit saat terbuka. Di dalam, ruangan kosong penuh debu menyambutnya. Aroma kayu tua dan kain lapuk menyelimuti udara.Langkahnya perlahan menelusuri lantai kayu yang mulai lapuk. Ia memandang sekeliling: ada bekas rak kayu menempel di dinding, sisa cat pudar warna krem, dan sebuah cermin besar yang retaknya membentuk pola seperti jaring
Last Updated : 2025-06-16 Read more