“Ya?!” Kedua alis lebat Kayden terangkat begitu mendengar tanya Nyonya Jessie. Wanita bergaun hitam itu sekilas menunjukkan senyumnya yang ganjil sebelum menggeleng, “Aku hanya bertanya, Kayden,” jawab beliau. “Mungkin dia tidak benar-benar meninggalkanmu?” “Saya harap juga begitu,” ungkapnya dalam pengharapan. “Tapi setelah semua usaha yang dilakukan oleh anak buah kami, hingga hari ini dia tidak ditemukan, Bu Jessie.” Kayden tertawa lirih, tetapi justru terdengar perih karena mereka tahu itu menyimpan luka yang tak terucap. “Semua dari kita percaya bahwa saat dua orang tidak pernah bertemu lagi, artinya takdir di antara mereka sudah habis. Dan saya tidak mau itu, saya tidak ingin berakhir seperti ini dengan Liora. Saya belum bisa menepati janji saya untuk memberinya hidup dalam keluarga yang kami mimpikan bersama.” Semua orang seperti menahan napas. Di dalam ruangan itu ... siapapun tahu bahwa Kayden bukanlah seorang pria yang banyak bicara. Ia terbiasa diam, menjadi pengamat,
Terakhir Diperbarui : 2025-05-23 Baca selengkapnya