Oh, Tuhan! Dua makhluk ini tidak bisa dihilangkan untuk sementara waktu kah?“Gue pernah putus cinta dan nangis semalaman, kurang lebih begini, sih, kondisi gue waktu itu,”lanjut Dian. Meringis kecil saat mengingat naas nya kisah cintanya.“Gue juga, sih. Tapi, bukan putus cinta, ya. Gue dulu pernah nangis semalaman karena dimaki sama Pak Mungga.” Telunjuknya mengacung pada wajah Jena. “Ya kayak begini juga kondisinya.”Dian menggeser lebih dekat kursinya, lalu meneleng. “Bisa dibuka dulu ngga kaca matanya? Siapa tau ada beleknya?”Heh?! Mbak Nurul mengangguk, lalu bersidekap. “Coba dibuka aja dulu, Je. Siapa tahu lebih parah dari pada kita.”Jena melepaskan nafas kasarnya. Lalu, memandangi kedua tatap mata yang tertuju padanya seakan-akan dia sedang diintrogasi. Namun, sebelum dia menjawab pertanyaan tidak penting itu, pandangannya tertuju pada seseorang yang mondar-mandir di depan pintu divisi pemasaran sambil menempelkan ponselnya di telinga. Kayak nggak ada tempat lain aja.Mbak
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya