Matahari pagi menembus celah tirai kamar hotel, mengguratkan bayangan hangat di wajah Nadia. Ia membuka mata perlahan, menemukan dirinya masih dalam pelukan Reza. Nafas pria itu teratur, damai, seolah malam tadi telah membawa kedamaian setelah sekian lama. Tapi benaknya justru bergemuruh. Pikirannya tak berhenti memutar ulang segala yang terjadi semalam—bukan hanya pelukan dan ciuman yang hangat, tapi kata-kata yang menyayat, pengakuan Reza tentang rasa bersalah dan rindunya, dan keberanian Nadia untuk kembali percaya, meski hatinya belum pulih sepenuhnya. Ia menatap wajah Reza yang tertidur. Garis rahangnya yang kokoh, alis yang sedikit berkerut meski dalam tidur, serta bibir yang semalam mengecupnya penuh kehati-hatian. Reza adalah badai, sekaligus pelabuhan. Dan Nadia masih berada di tengah pusaran itu, belum tahu harus memilih sisi mana. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur, mengenakan kemejanya sendiri, lalu berjalan ke balkon. Udar
Last Updated : 2025-05-21 Read more