Angin malam menyentuh pipi Nadia saat ia berdiri di balkon apartemen Reza. Sudah hampir satu jam ia berdiri di sana, memandangi kerlip lampu kota yang tak henti berdenyut. Di dalam hatinya, denyut itu tak seindah kelap-kelip cahaya. Ada sesuatu yang jauh lebih gelap, lebih dalam, dan lebih menyakitkan.Reza memerhatikannya dari balik pintu kaca, tak sanggup lagi berkata apa pun. Pertengkaran terakhir mereka membuat jarak yang selama ini perlahan terhapus, kembali terbentang.“Aku hanya ingin kau jujur, Reza,” ucap Nadia perlahan, tanpa menoleh. “Bukan tentang dia, bukan tentang masa lalu. Tapi tentang kita. Tentang apa yang sebenarnya kau inginkan dariku.”Reza menghela napas. “Kau tahu apa yang kuinginkan, Nad. Aku ingin kau di sisiku. Selalu.”“Kalau begitu kenapa kau masih menyimpan kebohongan?” Nada suaranya tetap tenang, tapi tajam seperti silet.Reza berjalan pelan ke arahnya. Ia berdiri di belakang Nadia, cukup dekat hingga bisa me
Last Updated : 2025-05-26 Read more