Pagi datang dengan pelan, menyisakan bayang cahaya keemasan yang merambat masuk dari tirai kamar Reza. Tapi tak seperti biasanya, pagi ini terasa hening. Bukan hening yang menenangkan, tapi seperti sebuah jeda sebelum badai.Nadia membuka mata perlahan, masih dalam balutan selimut tipis. Ia memandang sekeliling kamar Reza yang terasa lebih hangat daripada biasanya, mungkin karena malam sebelumnya terlalu penuh dengan emosi yang meledak pelan-pelan. Reza masih tertidur di sampingnya, dengan napas yang tenang, seolah-olah segala kekacauan dunia luar belum menyentuhnya.Namun Nadia tahu… waktu mereka tidak banyak.Ia pelan-pelan bangkit, mengenakan kemeja Reza yang tergantung di kursi, dan berjalan ke dapur untuk membuat kopi. Saat aroma robusta mulai menguar, suara langkah kaki Reza terdengar mendekat.“Mimpi buruk?” tanya Nadia tanpa menoleh.Reza mendekat dan berdiri di belakangnya, menyentuh punggung Nadia dengan hangat. “Kalau kamu di sini, rasanya tidak.”Nadia tersenyum kecil. “Ta
Terakhir Diperbarui : 2025-06-02 Baca selengkapnya