“Oh, kalau gitu, silakan. Alhamdulillah, Raka memang sudah lebih baik sejak pagi,” kata Mama Siska.“Terima kasih, Bu. Kalau begitu, kami pamit dulu. Ayo, Raka,” ajak Alicia.Aku bingung, tapi tidak bisa menolak. “Sebentar, aku ganti baju dulu,” kataku, lalu bergegas ke kamar.Aku mengenakan kemeja lengan panjang dan celana bahan, lalu kembali ke ruang tamu.“Ma, aku pergi dulu,” pamitku.“Iya, hati-hati, Raka,” jawab Mama Siska.Nayla tidak terlihat, mungkin sudah ke kamarnya.Aku naik ke mobil Alicia. Kali ini dia yang menyetir. Dadaku terasa sesak. Aku tidak ingin membohongi Mama Siska lagi, tapi situasi ini membuatku tidak punya pilihan.“Kamu kelihatannya nggak suka pergi sama aku,” kata Alicia tiba-tiba.“Bu-bukan gitu. Aku cuma masih lemas aja,” jawabku gugup.Alicia tersenyum. “Aku ajak kamu ke apartemenku. Kamu sudah baikan, kan? Kita cuma ngobrol ko, ya mungkin sedikit sentuhan."“I-iya, aku bisa,” kataku, meski ragu.Sampai di apartemen, Alicia memesan makanan untuk makan s
Terakhir Diperbarui : 2025-06-03 Baca selengkapnya