Happy Reading*****"Pilih dulu apa yang kamu butuhkan, Mbak. Baru pulang," saran Sania. Perempuan paruh baya itu mulai curiga, ada yang tidak beres dengan menantu barunya.Hazimah termenung sebentar, menimbang-nimbang saran sang bunda. Namun, ketika melihat wajah perempuan-perempuan yang tadi menyinggung perasaannya, perut Hazimah terasa mual."Saya sakit perut, Bun. Kayaknya ndak bisa ditunda. Kapan-kapan aja belanja lagi." Suara Hazimah nyaris tak terdengar karena menahan sesuatu."Ya Allah, kok bis sampai seperti ini?" ucap Sania yang melihat wajah Hazimah sedih dan kesakitan. "Ya, sudah. Kamu pulang dulu, Mbak."Ketika anggukan telah Sania berikan, setengah berlari Hazimah pulang. Bulir-bulir air matanya berjatuhan sepanjang jalan menuju rumah. Hazimah tidak kembali ke rumah sang mertua, dia lebih menenangkan keadaannya di rumah yang sudah dibelikan Haidar."Duh, bener-bener, deh. Baru kali ini, lihat perempuan jadi pelakor, tapi nggak malu untuk keluar rumah," kata salah satu pe
Terakhir Diperbarui : 2025-05-23 Baca selengkapnya