“Harika!” Alister berseru, berlari ke arah got. Januar langsung menoleh kaget. “Astaga!” Harika berusaha bangkit, wajahnya kusut, rambut berantakan, kaki basah kuyup. “Astaga, Pak! ini got-nya bolong!” protes Harika sambil terengah-engah. Alister menahan napas, campuran antara kesal, khawatir, dan cemburu saat melihat Januar buru-buru menolong Harika bangkit. “Januar, minggir!” potong Alister, lalu sendiri yang menarik Harika keluar dari got. Alister mengulurkan tangannya cepat-cepat. “Pegangan!” katanya. Harika meraih tangannya. Saat Alister menariknya keluar, tubuh Harika nyaris menabrak dada Alister. Wajah mereka berdekatan, degup jantung Harika terdengar jelas di telinga sendiri. “Pak, saya minta maaf!" Alister mendesah, menahan rasa sebal sekaligus khawatir. “Berapa kali aku bilang, lihat jalan, bukan tablet,” desisnya. Harika salah tingkah, menunduk malu. “Maaf, Pak!" Januar menahan senyum geli, lalu berkata, “Saya ke ruang akuntansi dulu, Pak, buat cek pem
Last Updated : 2025-07-01 Read more