“Pak Manajer!” Tania menghampiri Gilang sebelum pria itu pulang. Jam kerja Gilang sudah selesai, jadi Tania baru bisa mengajaknya bicara empat mata sekarang. Kebetulan sekali, keadaan hotel juga sedang sepi. “Mau bicara apa, Tania?” Gilang balas menatap. Pria itu memainkan alisnya menggoda Tania. Tania muak melihat Gilang, tapi ia perlu bicara dengan pria itu. “Mau ke mana, Tania?” Gilang terus saja bicara saat Tania menariknya ke lorong Grand Velora. “Kalau kamu mau mengajakku berduaan saja, kita perlu tempat yang lebih tertutup dari ini,” sambung Gilang penuh percaya diri. Ingin Tania mencolok kedua mata Gilang yang berkedip tanpa henti. “Saya hanya ingin bicara, Pak Manajer. Tidak perlu tempat yang tertutup,” sahut Tania, kesal. Tania memastikan tidak ada orang di sekeliling mereka. Sudut lorong ini jarang dilalui tamu atau staf. Mereka berdiri di jalan yang menuju ke tangga darurat. “Pak Manajer, berhentilah datang ke rumah saya.” Tania berucap tegas. Ia menatap kedua ma
Terakhir Diperbarui : 2025-05-05 Baca selengkapnya