“Urus dia!” Rafael memberi perintah pada Romi dan Dika. Sementara ia sendiri sibuk membantu Tania.Tania menerima uluran tangan Rafael. Ia mencoba mengatur napas, menghilangkan keterkejutan yang sebelum ini menerpa. “Kamu tidak apa-apa?” Rafael bertanya sambil memeriksa wajah Tania. Pria itu mengecek kepala, lengan, dan badan Tania dengan seksama. Rafael baru puas setelah memastikan jika Tania baik-baik saja. “Pipimu pasti sakit.” Rafael meraba pipi Tania pelan. Tania meringis tanpa suara. Ia tidak mau mengaduh atau mengeluh, agar Rafael tidak kembali murka. “Tidak terlalu,” jawab Tania, berbohong. Rafael menggeram kesal. Ia berteriak keras, meminta dibawakan kotak P3K. Romi bergerak cepat. Ia mengambil kotak yang ada di sudut meja, lalu gegas menyerahkannya pada Rafael.“Apa lukanya parah, Pak Direktur?” Romi bertanya khawatir. Pria itu merasa bersalah karena tidak bisa bertindak lebih cepat, sampai-sampai Rafael harus turun tangan sendiri. “Saya tidak apa-apa, Pak,” jawab T
Last Updated : 2025-05-13 Read more