Pukul setengah lima sore. Rapat usai. Para petinggi mulai meninggalkan ruang pertemuan dengan raut lelah bercampur lega. Rigen mengangguk singkat pada beberapa staf yang lewat, lalu langsung berbalik menuju ruang kerjanya.Begitu pintu tertutup, Ariella berdiri dari sofa, melepas sepatu hak tingginya sambil meringis kecil.“Kakiku… rasanya seperti habis maraton,” keluhnya, menjatuhkan diri ke kursi kerja Rigen yang empuk."Ada apa?"Rigen berjalan perlahan, melepas jasnya dan meletakkannya di sandaran sofa. Lalu dengan senyum menggoda, ia mendekat dari belakang, menunduk dan membisikkan sesuatu di telinga Ariella.“Pakai parfum tidak sekarang?”Ariella terkikik, menyikut pelan perut suaminya. “Tidak. Tapi keringatku wangi vanilla.”Dia menjawab dengan percaya diri, sehingga Rigen tertawa kecil, tapi kemudian tangannya naik, memijat lembut pundak Ariella dari belakang. Gerakannya pelan, sensual, penuh ketulusan.“Aku suka kamu pakai keringat,” gumamnya, “Itu baunya... jujur.”Ariella m
Last Updated : 2025-07-01 Read more