Vina belum bisa memutuskan apa pun hingga mereka keluar dari kamar mandi. Setelah berpakaian, mereka menuju ruang makan. Ternyata Clara sudah menunggu mereka.“Mommy, daddy, Ara laper nungguin mommy dan daddy.” Clara terlihat memberengut.“Kenapa nggak makan duluan, sih?” Dylan melirik tajam pada pengasuh Clara yang langsung tertunduk.“Ara maunya nunggu mommy dan daddy.”“Ya sudah. Kita makan sekarang. Maaf, Clara nunggu lama, ya.”Chef dan pelayan menyiapkan makanan. Vina memulainya dengan memakan buah-buahan segar.“Nyonya mau makan apa?”“Omelet saja, chef. Terima kasih.”Chef mengangguk lalu melirik Dylan. “Tuan?”“Sama aja.”“Baik.” Chef mengangguk, lalu berjalan ke area memasak. “Bagaimana sarapan anda di kamar, Nyonya?”“Gagal!” Dylan yang langsung membalas. “Masakanku asin.”“Oh, ya tuhan. Saya turut prihatin. Melihat keadaan dapur yang porak poranda, saya pikir Tuan Lano sudah melakukan semuanya dengan maksimal.” Chef berkata setengah menyindir. Masih kesal karena tadi pagi
Terakhir Diperbarui : 2025-06-15 Baca selengkapnya