"Nggak ada yang bisa kubicarakan sama Ayah."Setiap kali Anrez menunjukkan ekspresi seperti itu, pasti tidak ada kabar baik yang datang. Aura pun malas membuang waktu dengannya.Dia berdiri dan melambaikan tangan, berkata, "Kalau Ghea nggak ada, ya sudah. Aku balik saja besok. Masih ada urusan."Wajah Anrez langsung berkerut karena tak senang dengan sikap Aura. Namun, Aura tak peduli. Lagi pula, Anrez jarang bersikap baik padanya. Kalaupun baik, pasti ada udang di balik batu. Entah rencana apa lagi kali ini, yang jelas dia tak akan terpancing.Namun, saat baru melangkah ke pintu, dia ditahan oleh Anrez. Ketika hendak berbicara, mata Anrez malah tertuju pada bajunya yang tampak sobek. Dia menekan bibir, lalu bertanya, "Kamu habis ngapain di luar?""Baju bisa sampai sobek begitu. Memalukan." Wajahnya serius, tatapannya seperti ayah yang tegas.Sayangnya, Aura tahu dia tidak benar-benar peduli. Dia cuma takut anaknya mempermalukan nama keluarga.Aura menoleh, baru sadar bagian belakang ba
Baca selengkapnya