Riana menepuk-nepuk tangannya, lalu berjalan ke meja teh dan duduk. Dia baru saja hendak menuangkan secangkir teh hangat untuk dirinya sendiri.Namun, Esti yang berdiri di belakang langsung mengambil teko teh dari tangan Riana dengan sigap dan menuangkan teh hingga penuh ke dalam cangkir Riana. "Nyonya, gadis itu begitu keras kepala, kenapa nggak langsung ...."Esti memang tidak melanjutkan sisa kata-katanya, tetapi Riana tidak mungkin tidak mengerti maksud Esti. Saat mengangkat cangkir tehnya dan mendekatkan ke bibirnya, sempat terlintas niat membunuh di matanya. Namun, dia segera menekan kembali niatnya dengan tenang."Kamu kira aku nggak mau? Tapi, Jose itu anaknya sangat menghargai kenangan lama. Selama dia masih hidup, hari-hari ke depannya masih panjang. Kalau sudah punya wanita baru, Jose akan melupakannya. Tapi, kalau dia mati ...."Riana terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Kalau dia mati dan kebetulan mati di tanganku, takutnya ikatan ibu anak antara aku dan Jose juga akan ber
続きを読む