Zoya mengangguk, lalu Zayn berkata, Sudah kuduga, orang dari lingkaran sosial kita nggak akan tinggal di sini."Zoya langsung menoleh dan memicingkan matanya. "Apa maksudmu? Meremehkan orang lain, ya? Asal tahu saja, temanku itu hebat sekali! Waktu kuliah dia menang juara satu hampir setiap tahun, dapat penghargaan provinsi dan nasional. Bahkan pernah jadi ketua tim lomba desain, dan setiap kali masuk tiga besar!"Mendengar adiknya berbicara dengan semangat, Zayn berkata, "Aku nggak bermaksud begitu, kenapa kamu agresif sekali?""Jelas-jelas kamu meremehkan. Dengar nada bicaramu itu, nyinyir sekali." Zoya memanyunkan bibirnya.Zayn terdiam. "Nada bicaraku memang selalu begini," gerutunya. "Aku nggak meremehkan temanmu. Dia sudah baik sekali mau menampungmu semalaman. Ditambah lagi dia sepintar itu, jauh lebih hebat daripada kamu."Zoya mengepalkan tangannya dan kakak beradik itu pun mulai beradu mulut. Saat mobil melewati stasiun kereta bawah tanah, Zoya berhenti dan melihat keluar jen
Baca selengkapnya