Waktu seperti bergerak dalam gerakan lambat. Pak Hendro mengangkat pistolnya, mengarahkannya tepat ke dada Nayla. Tangannya begitu stabil, mengejutkan untuk seseorang yang sedang terdesak.Dalam sekejap itu, Nayla seolah melihat kilasan hidupnya sendiri—perjalanan dari seorang istri yang hancur, kehilangan segalanya, hingga kini berdiri sebagai pemimpin yang berani menghadapi ancaman.“Nayla!” Arvino berteriak, tubuhnya melompat untuk melindunginya.Namun sebelum pelatuk sempat ditekan, suara tembakan lain lebih dulu memecah udara. Pak Hendro terhuyung, bahunya berdarah, dan pistolnya jatuh ke lantai. Dari pintu masuk, tim taktis muncul dengan langkah cepat. Di barisan depan, Inspektur Raharjo memimpin dengan suara tegas.“Lepaskan senjatamu!” teriaknya.Kekacauan berlangsung dalam hitungan detik. Para pengawal Pak Hendro mencoba melawan, namun jumlah dan persenjataan mereka tak sebanding. Lima menit kemudian, semuanya terkendali.Nayla berdiri di tengah ruangan, kakinya bergetar, adr
Last Updated : 2025-09-05 Read more