Banyu menopang tubuh Dwiana sambil berkata, "Nyonya Dwiana, mohon terima kenyataan dan jaga kesehatan."Dwiana justru menangis sambil berkata dengan lirih, "Tuan Arjuna, kalau kamu memang nggak menyukai Eli, seharusnya kamu kirim dia pulang ke kediaman kami. Bagimu dia mungkin nggak lebih dari barang nggak berguna yang kamu buang, tapi bagi kami di Keluarga Adipati Madaharsa, dia adalah harta berharga. Dia adalah nyawaku."Dwiana duduk terpuruk di lantai dengan air mata terus mengalir. Seolah-olah rasa bencinya begitu dalam, hingga dia bahkan tidak bisa membedakan siapa sebenarnya Arjuna dari Keluarga Raja Kawiswara.Setelah pemakaman Eliska, Dwiana beberapa kali masih salah mengenali orang. Pernah suatu kali dia menggenggam lengan baju seseorang, lalu tertawa dengan ekspresi yang lebih menyedihkan daripada saat menangis sambil berkata, "Tuan Arjuna, setelah terbebas dari Eli, hatimu pasti sangat senang, 'kan?"....Pradipta menarik kembali pikirannya. Dia tidak ingin terus larut dalam
Baca selengkapnya