Batavia, 1893.Angin malam berhembus liar di antara lorong-lorong sempit yang basah oleh hujan sore, membawa aroma tanah basah bercampur dengan bau besi tua, darah yang tak terlihat, dan rahasia yang tak pernah diucapkan. Di bawah langit yang kelam, rembulan memudar di balik awan hitam yang menggantung rendah, seperti mata yang tertutup oleh luka lama yang enggan sembuh. Pohon-pohon beringin tua berdiri kokoh di sudut-sudut kota, akarnya menjalar ke dalam bumi yang retak, menyimpan desahan yang tak pernah terdengar oleh telinga manusia, seolah mereka adalah saksi bisu dari dosa-dosa yang terkubur di dalam tanah.Di sebuah rumah tua yang teronggok di tepi Batavia, tembok-temboknya retak, catnya mengelupas, dan jendela-jendela kayunya berderit pelan, seakan mengaduh di antara angin yang berhembus menusuk. Di dalamnya, udara terasa berat, dingin, seakan tiap butir debu membawa
Last Updated : 2025-07-10 Read more