All Chapters of Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

Bagian 21

"Ketua? Ketua, baik-baik saja?" tanya Amira cemas. Kiria mendadak meninju meja kerjanya hingga sedikit bergeser. Yanto, Arlita dan Amira kompak melompat ke belakang. Mereka saling pandang sembari menahan napas. "Berita ini mengada-ada! Pak Arya hanya menolongku saja." "Menolong?" Arlita, Yanto, dan Amira kompak bertanya. Kiria menghela napas berat. Dia pun menceritakan kembali kronologi kejadian di aula pesta. Yanto yang gemas pada kelakuan Kanania hendak mencubit Amira, tetapi gadis pujaan hatinya itu refleks menghindar. "Bukan mahram, Bang," tegurnya. "Maaf, Adinda, Abang baru belajar hijrah," sahut Yanto sambil mesem-mesem. "Dih, kalian jangan mesra-mesraan dong. Masalah ketua ini gawat," tegur Arlita. Amira beristighfar dengan wajah merona. Yanto malah menggaruk kepala sambil cengengesan. Sementara itu, Kiria membaca setiap kalimat yang ada di berita viral. Dia menghela napas lega karena adegan masuk ke suite room tidak terendus awak media. "Bisa-bisa tiga orang ini pings
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

Bagian 22

Kiria meringis menahan perih di punggung tangan. Dia menghela napas berat. Perih di hatinya terasa lebih menyakitkan.Sejak Kanania menunjukkan kebencian yang terpendam, hidup mereka menjadi seperti sinetron. Entah mungkin Kanania terinspirasi dari drama picisan yang cuplikannya sering lewat di sosial media. Kiria merasa lelah dengan tingkah sang adik."Ck! Sebentar lagi pasti nenek langsung ngamuk nih," keluh Kiria dalam hati Benar saja, Belum sampai 2 menit, Mira sudah bangkit dari kursi. Dia menghampiri Kiria dengan wajah garang. Satu tamparan hampir saja mendarat tanpa permisi. Untunglah, Kiria berhasil menghindar."Kiria! Dasar anak kurang ajar! Nia terlalu baik sama kamu! Dibikinkan teh malah sengaja melukai Nia!"Mira tersengal, lalu memegangi dada. Kiria hanya bisa menghela napas. Penyakit jantung neneknya itu pasti kambuh. Kiria bangkit dari sofa, lalu mengambil isosorbit dinitrat dari kotak obat."Nek, minum obat dulu," bujuk Kiria.Mira menepis tangan Kiria. Napasnya makin
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

Bagian 23

Brak! Pintu dibuka dengan kasar. Kiria tersentak. Dia refleks menjauhkan diri dari Arya. Semburat kemerahan merekah di pipinya. "Bu Lusi, saya tidak menyangka sekretaris saya yang biasanya begitu profesional melupakan tata kram seperti ini," sindir Arya. Kekesalan tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Sekretaris Lusi secepat kilat mengubah raut wajahnya menjadi sendu. Sosok yang tadi membuka pintu dengan amarah menyeruak, kini tampak seperti korban penganiayaan. "Saya hanya khawatir, Pak. Saya mengetuk pintu dan memanggil beberapa kali, tapi tidak ada sahutan. Saya takut terjadi hal berbahaya," cerocos Sekretaris Lusi dengan raut wajah yang tampak benar-benar cemas. Arya mendecakkan lidah. Perempuan penuh drama malah membuatnya jijik dan merasa mual. Sekretaris Lusi diam-diam mengepalkan tangan. Trik menjadi wanita lemah lembut tak berdaya biasanya membangkitkan rasa ingin melindungi seorang pria. Namun, entah berapa kali dicoba pada Arya tetap tak mempan. "Sekarang, Anda
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

Bagian 24

"Perempuan murah*n!" geram Rose.Dia melangkah cepat memasuki ruangan. Namun, baru lima langkah gerakannya terhenti. Rose mendadak tercengang, hingga terduduk dengan mulut ternganga.Ya, Kiria yang tadi tampak tak berdaya, mendadak menjepit kaki Arya. Gerakannya sangat cepat saat membalikkan keadaan. Kini, Arya terkunci dengan posisi tubuh tertekuk di sofa."Maaf, Pak ini demi kebaikan Bapak!"Tanpa basa-basi, Kiria meminumkan paksa obat penawar ke mulut Arya. Atasannya terbatuk beberapa kali. Namun, dia tetap mencekokinya dengan penawar hingga habis.Kondisi Arya perlahan pulih. Panas di tubuhnya sudah mereda. Dia mengusap wajah yang lelah dan menyugar rambut ke belakang. Tindakan itu membuat Sekretaris Lusi refleks menelan ludah."Tuh, 'kan? Bapak begini lagi. Sudah berapa kali saya peringatkan jika merasakan gejala efek samping racunnya sedikit saja, Bapak harus langsung meminum penawarnya. Bukannya saya sudah memberikan banyak stok sama Bapak? omel Kiria."Saya hanya ingin menguj
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more

Bagian 25

Air kolam menyembur ke atas. Kanania tampak timbul tenggelam dan berusaha menggapai apa saja. Gadis itu salah perhitungan, tak menyangka kolamnya begitu dalam.Tanpa pikir panjang, Kiria melepas sepatu bot dan menceburkan diri ke kolam. Dia langsung memeluk Kanania dari belakang. Sang adik meronta panik, bahkan menjambak rambut Kiria. Untunglah, apda akhirnya, Kiria berhasil membawanya ke tepian karena Kanania sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri."Jangan bengong, Al! Tolong bantu naikkan Nia!" bentak Kiria gusar karena Aldino hanya planga-plongo saat dia kesulitan menaikkan Kanania ke pinggiran kolam.Setelah diteriaki, barulah Aldino menarik Kanania ke atas. Agung, Riana, dan Mira seketika mendekat. Agung mengambil alih putrinya, lalu melakukan pertolongan pertama. Dia mengembuskan napas lega saat Kanania memuntahkan air kolam."Sial*an! Camer terlalu gercep, jadi tidak sempat memberikan napas buatan seperti di film-film!" gerutu Aldino dalam hati."CPR harus dilakukan oleh sese
last updateLast Updated : 2025-05-09
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status