Arya dan Kiria saling melirik. Mereka bersiap dengan segala konsekuensi. Terlebih, wajah Rose terlihat gusar."Kiria, kenapa kamu masih memanggilku Bu Rose? Kamu harus memanggilku mama," protes Rose.Arya dan Kiria diam-diam menghela napas lega. Dari sikapnya, Rose memang baru datang dan tidak sempat mendengar obrolan mereka. Namun, kedatangan Rose yang tiba-tiba juga terasa janggal. Arya merasakan firasat buruk saat ibunya mendadak mengandeng lengan Kiria."Kiria, kamu mau temani Mama hari ini, 'kan?""Ke mana, Bu eh Ma?""Ke pesta teh teman Mama."Arya langsung memberi isyarat agar Kiria menolak. Namun, kode yang diberikannya malah terlihat oleh sang ibu lebih dulu. Rose menatap putranya galak."Arya kamu kembali bekerja saja sana. Tidak perlu mengantar kami, sudah ada pak sopir.""Tapi, Ma, Kiria juga masih harus bekerja," sergah Arya."Kan, Kiria bisa cuti. Pokoknya, Kiria ikut ke perkumpulan teman Mama!""Ma, perkumpulan teman Mama itu, kan, sama saja dengan sarang ular.""Kamu m
Terakhir Diperbarui : 2025-05-16 Baca selengkapnya