Kabut putih perlahan memudar. Dimas dan Sinta berdiri di tengah ruangan kosong, tapi anehnya tak ada dinding. Hanya hamparan lantai abu-abu sejauh mata memandang, dengan langit-langit tinggi berwarna merah kelam, berdenyut seperti nadi raksasa. Di sekeliling mereka… ratusan cermin mengambang di udara. Semuanya buluk, retak, dan setiap cermin memperlihatkan satu hal: kematian. Dalam satu cermin, Dimas melihat dirinya terbaring kaku di ruang UGD, tubuhnya ditutupi kain putih. Di cermin lain, Sinta berdarah-darah, tubuhnya menggantung di balik ruang pendingin. “Ini semua... kemungkinan yang seharusnya terjadi,” gumam Sinta. “Tapi kita menolaknya. Kita lari. Sekarang mereka mau menagih.” Suara langkah kaki terdengar. Bukan satu. Tapi puluhan. Ratusan. Dari balik kabut, muncul makhluk-makhluk hitam seperti bayangan manusia, namun lebih tinggi, lebih kurus, dan wajah mereka... kosong. Mereka tak punya mata, hanya mulut menganga yang terus berbisik: > “Gantikan... seimbangkan... ga
Last Updated : 2025-05-06 Read more