“Kamu tahu… betapa seringnya aku membayangkan bisa melakukannya di sini… denganmu.” Samuel menatap Adelia dalam-dalam, suaranya merendah, napasnya hangat menyentuh kulit istrinya. Adelia menahan senyum, pipinya memerah, tapi ia tidak berpaling. Matanya menatap langsung ke dalam ke mata Samuel. "Aku juga." Samuel mengangkat alis, tatapannya berubah menjadi intens. Campuran godaan yang menggoda dan ketegasan yang tak tergoyahkan, seperti bara api yang siap menyala kapan saja, memancarkan aura yang tak bisa diabaikan. "Ayo, Mas… aku butuh kehangatan.” Kalimat itu meluncur pelan dari bibirnya, tapi cukup untuk membuat darah Samuel berdesir.Tanpa ragu, ia mencium bibir istrinya—hangat, dalam, dan penuh kerinduan. Lidah mereka saling bertaut, saling mencari kehangatan dalam rongga mulut. Adelia mabuk melayang, oleh ciuman yang makin liat itu, seolah seluruh beban dan luka yang mereka lewati berbulan-bulan ini, terlarut dalam kehangatan bibir mereka masing-masing. Perlahan, tang
Terakhir Diperbarui : 2025-06-21 Baca selengkapnya