Hatiku yang awalnya sudah merasa panik, sekarang merasa makin gelisah, seakan jantungku mau copot.Suara Steven begitu mengejutkanku, sampai aku tak mampu memegang ponselku dengan stabil. Ponsel itu terbanting jatuh ke papan ketik di depanku. Aku merasa sangat panik.Hal yang membuatku makin panik, Devi datang menghampiriku. Wajahnya penuh rasa ingin tahu dan terkejut. "Kak Raisa, siapa yang mengejarmu lagi? Kenapa kamu tidak memberitahuku hal sebesar ini?""Tidak, tidak ada yang mengejarku. Devi, jangan bicara sembarangan." Aku berusaha menahan detak jantungku yang berdebar kencang. Tanganku menggenggam erat ponselku.Devi tersenyum dengan sedikit nakal. "Aku sudah mendengarnya, Kak Raisa. Seseorang menembakmu tadi. Selain itu, suaranya sangat familiar. Coba kutebak, itu Dokter Steven, 'kan?"Gadis ini memang tukang gosip andal, dia punya pendengaran yang tajam sampai aku tidak bisa menyembunyikan apa pun darinya.Aku masih berusaha menutupinya. "Kamu salah dengar ….""Pacarku saja bi
Baca selengkapnya