Pagi itu rumah keluarga Bachtiar diselimuti keheningan aneh. Matahari sudah naik tinggi, tapi hawa tegang dari malam sebelumnya masih menggantung di udara. Hanna duduk di meja makan dengan secangkir teh yang sudah dingin sejak setengah jam lalu, sementara Rafael sibuk berbicara di telepon dengan nada rendah namun tajam.“Pastikan semua jalur akses diblokir. Tidak, jangan pakai kontraktor luar. Gunakan orang dalam saja,” ucapnya, lalu berhenti sejenak. “Dan aku ingin laporan hasil forensik digital itu sore ini juga.”Begitu telepon ditutup, Rafael menatap Hanna. Tatapan itu lembut, tapi di baliknya ada kekhawatiran yang belum padam.“Kamu masih belum tidur, ya?” tanyanya pelan.Hanna hanya menggeleng. “Tidak bisa. Tiap kali memejamkan mata, aku melihat pesan itu lagi.”Ia menunduk, jari-jarinya bermain di tepi cangkir. “Dan wajah orang di taman itu, masih jelas di kepalaku.”Rafael duduk di kursi seberangnya. “Aku janji, aku akan cari tahu siapa yang berani melakukan ini.”Namun dalam
Last Updated : 2025-11-05 Read more