Semua Bab Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel: Bab 211 - Bab 220

Suasana showroom semakin ramai dengan bisikan pengunjung penasaran. Sales BMW mulai gelisah karena keributan dapat mengganggu pelanggan VIP lain.Manager showroom mengintip dari kantornya, mempertimbangkan memanggil satpam. "Menarik juga melihat nasabat terlalu percaya diri. Biasanya yang begini bermasalah dengan approval kredit."Peter tetap tenang menunggu perkembangan selanjutnya, terlihat menyaksikan pertunjukan teater menghibur tanpa menunjukkan kekesalan."Mari kita lihat seberapa jauh mereka bisa mempertahankan sandiwara ini," gumamnya dalam hati. Senyumnya tipis namun menunjukkan ketenangan luar biasa, mencerminkan kebijaksanaan seseorang yang sangat berpengalaman dalam hidup.Tidak lama setelah telepon Dani berakhir dengan nada optimis, pintu kaca otomatis showroom BMW terbuka. Dua orang berpakaian formal melangkah masuk dengan tas kulit hitam, ekspresi profesional namun sedikit was-was melihat kerumunan tidak biasa.Petugas pertama adalah pria berusia 30-an dengan jas abu-ab

"Ternyata ada istri lagi!" seru salah seorang pengunjung."Drama ini makin seru aja!"Dani yang melihat istrinya langsung pucat pasi. "Elfie... kamu... bagaimana bisa ada di sini...""Bagaimana bisa apa? Lima tahun kita menikah, kamu malah selingkuh dengan perempuan muda ini?" Elfie berteriak sambil menunjuk Anita. "Mama Dani udah sakit-sakitan gara-gara kelakuan kamu!"Tanpa basa-basi, Elfie langsung menghampiri Anita dan menamparnya keras hingga gadis itu terpelanting. PLAK! "Dasar perebut suami orang!"Tante Ani yang melihat putrinya dipukul langsung melindungi Anita. "Perempuan gila! Anakku tidak tahu kalau Dani sudah beristri!"Elfie tertawa sinis. "Tidak tahu? Sayangnya kalian salah pilih target! Dani itu miskin dan banyak hutang!"Elfie mengeluarkan dokumen-dokumen hutang dari tasnya. "Ini bukti surat hutangnya ke rentenir! Total hampir 200 juta rupiah! Dan ini struk ATM yang saldonya cuma 150 ribu!""Notaris sukses katamu? Dia cuma karyawan honorer dengan gaji 3 juta per bulan

"Luar biasa! Untuk pemula, kemampuan Anda di atas rata-rata," puji Pak Hendra dengan nada kagum. "Biasanya murid baru butuh waktu lama untuk menguasai kopling, tapi Anda sudah lancar di hari pertama.""Mungkin karena saya sering mengendarai... kendaraan manual sebelumnya," jawab Peter dengan hati-hati, hampir menyebut jenis transportasi dari masa lalunya.Sementara Peter fokus berlatih, di area parkir BMW X7 mulai dikerumuni mahasiswa lain yang penasaran. Mereka berdiri dalam lingkaran sambil mengagumi setiap detail kendaraan mewah tersebut."Gila, velgnya saja pasti seharga motor!" seru seorang pemuda sambil berjongkok mengamati ban. "Interior kulit asli, dashboard kayu mahoni, semua serba premium!""Kira-kira siapa pemiliknya ya?" sahut gadis berambut bob sambil mengintip ke dalam kabin. "Tadi lihat dua orang masuk kantor, tapi penampilannya sangat biasa."Niko yang menunggu di gazebo hanya tersenyum tipis melihat tingkah para mahasiswa. Ia paham betul bahwa penampilan Peter yang se

Sementara itu, Niko sudah hampir kehilangan kesabaran melihat tingkah Lucy yang semakin keterlaluan. Ia harus menahan seluruh kemarahannya agar tidak langsung menghajar para mahasiswa kurang ajar di hadapannya.Situasi semakin memanas ketika Lucy mulai membuat konten dengan pose yang lebih ekstrem lagi. Gadis cantik itu kini duduk di kap BMW X7 sambil menggunakan ponsel seolah-olah sedang melakukan panggilan bisnis penting."Hello, Papa? Iya, aku lagi di showroom BMW," kata Lucy dengan suara dibuat keras agar semua orang mendengar. "Mobilnya sudah aku pilih, yang hitam X7 itu bagus banget!""Transfer uangnya sekarang ya, aku mau bawa pulang hari ini juga!" lanjutnya sambil bergaya dramatis. "Empat miliar? Gampang aja, Papa!"Bryan dan Dika langsung bersorak sambil merekam dengan lebih semangat. "Gila, Lucy! Kamu benar-benar anak sultan!""BMW X7 dibeli cash tanpa mikir panjang!" tambah Dika sambil zoom in ke wajah Lucy. "Ini baru namanya crazy rich!""Tentu aja! Keluarga aku kan emang

BMW X7 hitam meluncur memasuki gerbang mansion mewah Keluarga Tanuwijaya dengan kecepatan yang terkendali. Bangunan bergaya kolonial dengan pilar-pilar marmer putih menjulang tinggi, menciptakan kesan megah yang tak terbantahkan.Taman yang tertata rapi dengan air mancur berukir naga emas menambah aura kemewahan yang terpancar dari setiap sudut properti. Pohon-pohon oak berusia ratusan tahun berdiri kokoh mengelilingi halaman, cabang-cabangnya yang lebat menciptakan bayangan elegan di atas jalan setapak batu alam yang mengkilap basah oleh embun pagi.Peter turun dari kendaraan dengan langkah tenang, mata tajamnya mengamati setiap detail arsitektur mansion yang dipenuhi ukiran rumit. Aroma dupa cendana bercampur dengan wangi bunga melati menguar dari taman, menciptakan atmosfer yang hampir mistis namun terasa janggal."Mansion yang sangat mengesankan," gumam Peter sambil memperhatikan ukiran naga yang melilit di setiap pilar dengan detail yang sangat halus. "Namun ada sesuatu yang tida