Sudah lima hari sejak Zain kembali ke apartemennya. Lima hari pula Zura memilih untuk menjadi—berbeda. Berbeda dari sosok Aletta yang kuat dan independen. Berbeda dari Zura yang biasanya logis dan tenang. Kini, Zura menjadi seseorang yang bahkan dirinya sendiri tak kenal. Manja. Posesif. Mudah ngambek. Dan sedikit egois. Setiap pagi, notifikasi panggilan video dari Zain muncul di layar ponselnya. Dan setiap pagi pula, Zura hanya menatapnya selama tiga detik, sebelum akhirnya memencet tombol decline tanpa ragu. Pesan singkat? Dibiarkan centang dua biru tanpa balasan. Zain selalu mengirim pesan yang sama. Zain: "Selamat pagi, cantik. Sudah minum air putih? Udah senyum belum hari ini?" Zura hanya mengerucutkan bibir dan membalik badan, membenamkan wajah ke bantal. “Jangan tanya-tanya terus, sih! Bikin kangen aja,” gerutunya pelan. Mami Narumi yang sedang menyiram bunga di luar kamar, sempat mengintip dan tersenyum. Dalam hati, dia hanya bergumam, “Duh, cinta memang suk
Terakhir Diperbarui : 2025-06-01 Baca selengkapnya