Suasana di ruangan itu pun mendadak hening. Setya masih menggenggam erat lengan Juna, seolah takut kehilangan. Sesekali ia mengecup lengan kecil sang anak, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini semua adalah nyata. Bahwa Juna benar-benar ada di hadapannya, dan sudah sadar.Perlahan, mata Juna memindai sekeliling ruangan, mencari sosok yang seharusnya selalu ada di sampingnya. Namun, ia tak menemukannya."Ibu..." bisik Juna lemah, suaranya hampir tenggelam dalam udara yang begitu hening.Setya tersentak, jantungnya mencelos mendengar panggilan itu. Dengan lembut, ia mengusap pucuk kepala Juna, jemarinya gemetar. "Kenapa, Nak? Ada yang sakit?" tanyanya cemas.Juna menggelengkan kepalanya pelan, menatap Setya dengan mata yang mulai berembun."Ibu dimana, Yah? Kok ibu nggak ada?" tanyanya.Setya terdiam sebentar, lalu menghembuskan napas panjang, sebelum menjawab pertanyaan sang an
Terakhir Diperbarui : 2025-09-03 Baca selengkapnya