"Aku ke kamar dulu," pamit Evan pelan, hampir tak terdengar.Pak Bagus menoleh, heran dengan sikap anaknya. "Kenapa buru-buru begitu, Van? Tamu baru saja pulang.""Tidak apa-apa, Yah," Evan menjawab singkat, lalu melangkah cepat ke kamarnya.Begitu pintu tertutup, Evan menunduk, menekan dada yang terasa sesak. Bayangan wajah Najla terus terbayang. Baru tadi dia tahu, hari ini wisuda Najla. Dari Keya, bukan dari Najla sendiri."Kenapa aku sama sekali tidak diberi kabar," gumamnya dengan suara serak. Jemarinya gemetar saat meraih ponsel di meja. Ia mengetik nomor Najla, mencoba menelpon.Nada sambung hanya sebentar lalu mati. Dicoba sekali lagi, hasilnya sama. Jantungnya berdegup semakin keras. Perlahan, ia membuka pesan singkat, menulis ucapan selamat sederhana."Selamat wisuda, Najla. Semoga sukses selalu."Pesan itu tak terkirim. Layar ponsel menunjukkan satu hal yang membuat tubuh Evan kaku. Nomornya diblokir.Evan terdiam, pandangannya kosong. Tangannya menggenggam ponsel erat, seo
Last Updated : 2025-09-05 Read more