Matahari belum sepenuhnya condong ke barat, namun Fadilah sudah mengemasi berkas-berkasnya. Rapat siang ini berjalan lancar, dan entah mengapa, bayang-bayang wajah Fahira terus menari di benaknya. Ada kerinduan yang tiba-tiba menyeruak, membuatnya ingin segera pulang dan melihat senyum istrinya. Dengan ponsel di tangan, Fadil menekan nomor Fahira. Nada sambung berdering beberapa kali sebelum akhirnya terdengar suara lembut di ujung sana. "Assalamu'alaikum istriku yang cantik," sapa Fadil dengan nada ceria. "Waalaikumsalam mas," jawab Fahira, terdengar sedikit terengah. "Kamu sudah selesai meeting?" tanyanya, diiringi bunyi denting mangkuk dan sendok. "Sudah, sepertinya aku pulang cepat karena nanti teman-temanku akan ke rumah. Aku mau bantu kamu untuk persiapkan semuanya. Bagaimana?" tawar Fadil. Ia membayangkan Fahira yang pasti sedang berkutat dengan tepung dan oven. "Benarkah? Tentu saja boleh, Mas. Aku sedang mencoba resep kue baru. Senang sekali kalau kamu bisa bantu,"
Terakhir Diperbarui : 2025-04-27 Baca selengkapnya