“Apa? Cerai? Yang bener aja, Han? Kok cerai? Kamu kan, lagi hamil?” seru Meta dengan mata membelalak lebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Suaranya bergetar, mencampur antara kemarahan, bingung, dan rasa iba. Tubuhnya refleks mencondong ke depan, memperhatikan Jihan yang duduk diam di hadapannya dengan tatapan kosong.Jihan mengangkat wajahnya perlahan, sorot matanya sendu, matanya sembab seolah baru saja menangis.“Karena Mbak Nadya udah nggak menginginkan anak ini lagi, Met. Jadi, ya udah... mau gimana lagi?” jawabnya pelan, pasrah, seolah menyerah pada alur hidup yang makin hari makin tak masuk akal.Meta menelan ludah. Dadanya sesak. Ia mengenal Jihan cukup lama untuk tahu bahwa wanita itu bukan tipe yang mudah menyerah. Tapi kali ini, di hadapannya, Jihan terlihat rapuh.“Kamu kasih tahu Pak Bayu dulu lah, kalau kamu lagi hamil. Jangan main iyain aja keputusan cerai. Dia punya hak tahu!”Namun Jihan menggeleng pelan, gerakan kepalanya nyaris tak terliha
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya