Pagi itu, Jihan membuka mata dengan rasa kantuk yang belum tuntas. Ia melirik ke arah jam dinding. Pukul enam lebih sepuluh.Matahari baru mulai menyembul di ufuk timur, menyinari tirai kamarnya yang belum sempat ditutup sepenuhnya tadi malam.Tapi ada sesuatu yang aneh.Ia merasa seperti diawasi. Bukan oleh Bastian, bukan juga oleh tetangga atau teman. Tapi oleh seseorang yang tidak ia kenal.Perasaan itu sudah muncul sejak semalam. Saat ia duduk di balkon belakang, memandangi langit malam dan mengelus perutnya, bulu kuduknya berdiri meski udara tidak dingin. Ia sempat menoleh ke belakang, tapi tidak melihat siapa pun.“Ah, mungkin cuma perasaanku saja,” bisiknya saat itu.Namun, pagi ini... perasaan itu kembali.Setelah mencuci muka dan mengganti pakaian tidur dengan daster longgar, Jihan berjalan pelan ke dapur. Ia membuka kulkas, mengambil sebotol susu, lalu duduk di meja makan kecil.Hening. Terlalu hening, bah
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-06-16 อ่านเพิ่มเติม