All Chapters of Menantu Tak Ternilai: Chapter 471 - Chapter 480

Tatapan mata Bastian begitu tajam seperti sebuah tanah yang siap untuk menguliti Ethan."Sebenarnya apa yang kamu maksud? Jangan bermain-main denganku karena saat ini aku sedang tidak dalam mood yang baik!" seru Bastian dengan ada suara yang rendah namun menyeramkan.Ethan sama sekali tidak takut dengan Bastian, padahal sudah sangat jelas sekali perubahan yang ada di dalam diri Bastian saat ini. Apalagi beberapa cerita mengenai Bastian yang memiliki ilmu bela diri tingkat tinggi yang begitu hebat. Mungkin dia sudah terbiasa untuk memandang Bastian seperti seorang pria tidak berguna, menantu keluarga Winata.Pria itu malah memalingkan pandangannya kepada Hans. Lalu dengan wajah yang begitu serius dia berkata, "Sepertinya kamu memang harus diingatkan kembali dengan sosok yang sudah membawamu ke titik ini. Mungkin satu nama saja yang akan aku katakan yaitu Bernard Dominic. Aku sangat yakin sekali kalau kamu mengenal orang itu."Boom!Apa yang dikatakan oleh Ethan sungguh mengejutkan Bast

Kali ini tidak ada lagi alasan bagi Ethan untuk menolak kenyataan jika Bastian adalah anggota Keluarga Dominic. Seketika dia pun terdiam dan tidak berani lagi untuk berbicara. Dia sangat tahu resiko jika dia bicara dan perkataan yang tidak sesuai maka dia akan mati.Hans kemudian menoleh kembali kepada Bastian. Lalu dia berkata, "Sebenarnya pada awal kedatangan aku sangat bertekad untuk menjalankan perintah dari Bernard karena bagiku perintah dari pimpinan Keluarga Dominic adalah sesuatu hal yang harus aku jalankan dengan baik. Tetapi ketika aku pertama kali bertemu denganmu, aku langsung memiliki sebuah perasaan yang membuat tekadku untuk menjalankan tugas mulai mengikis sampai pada akhirnya aku tidak lagi ingin menjalankan perintah darinya dan memilih untuk berada di pihakmu untuk merebut apa yang seharusnya kamu miliki yaitu singgasana pemimpin keluarga Dominic."Bastian terharan-heran dengan jalan pikiran Hans. Dia menilai jika keputusan Hans untuk membelanya adalah sesuatu hal ya

Amarah Bernard membumbung tinggi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Hans. Dia sama sekali tidak bisa menerima direndahkan seperti itu oleh Hans.Menanggapi amarah dari Bernard, Hans bersikap santai. Dia tidak terpancing amarah juga, namun dia meresponnya dengan sebuah kelembutan."Itu yang aku lihat, Tuan. Sebelumnya aku juga berpikir jika tuan Bastian tidak akan mungkin bisa menerima wasiat yang diberikan oleh tuan besar dan juga memimpin keluarga. Namun setelah aku bertemu dengannya dan melihat langsung bagaimana sifat dan sikapnya, aku berubah pikiran. Dan kali ini aku sangat yakin jika tuan Bastian mampu menggantikan peran tuan besar untuk memimpin keluarga," ucap Hans dengan begitu yakin."Hahaha … kamu terlalu naif, Hans. Orang seperti itu, yang tumbuh di panti asuhan, tidak akan mungkin bisa memimpin keluarga sebesar Bastian. Mengurus keluarga sebesar keluarga Dominic dan juga mengurus perusahaan sebesar Big Dom Corporation bukan hal yang mudah dan tidak bisa disamakan d

Bastian sungguh bingung sekali untuk menjawab pertanyaan dari Alexa. Dia pun kini berusaha dengan sangat keras untuk maju otaknya mencari jawaban dari pertanyaan yang sulit itu."Itu semua karena Hans lebih memilih untuk mengundurkan diri dan menjadi pengikutku dibanding dengan bertahan bersama dengan Bernard. Jadi orang Jerman itu merasa kalau aku adalah seseorang yang merebut Hans. Ya kamu tahu sendiri lah kekuatan yang dimiliki oleh Hans. Aku pun jika menjadi seorang Bernard nggak akan rela jika harus kehilangan Hans, ya, walaupun aku tidak mungkin melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan," kata Bastian dengan ekspresi wajah yang serius.Alexa mengerutkan rekeningnya. Pandangannya pun menatap dengan tajam kedua mata Bastian seolah sedang mencari daging terbaik untuk dipotong. Sangat menyeramkan.Bagi Bastian tatapan mata Alexa yang begitu tajam ini begitu menakutkan, jauh lebih menakutkan dibanding dengan musuh-musuh yang sudah pernah dihadapi olehnya."Apakah hanya itu saj

Bagaimana pun Laura hanyalah bibi bagi Ethan bahkan jika yang masuk adalah ibunya jika dalam keadaan seperti ini maka Ethan pun akan malu dan kesal."Tante 'kan nggak tahu kalau kamu lagi mandi. Lagian juga ini baru jam berapa, kamu udah mandi aja!" Laura berkata dengan suara yang ketus karena dirinya yang tidak ingin disalahkan."Ya sudah, aku ganti baju dulu, Tante jangan menoleh ke belakang!" ucap Ethan."Iya. Lagian juga, siapa yang mau liat kamu begitu! Pede banget!" ketus Laura.Setelah itu Ethan pun langsung mengenakan pakaiannya dengan cepat dan terkesan terburu-buru."Aku udah selesai, Tante. Sekarang Tante boleh menghadap ke sini," ucap Ethan.Lalu dengan cepat Laura membalikkan badannya. Dan langsung menghampiri Ethan dengan ekspresi wajah yang ceria."Kamu tahu apa yang mau aku berikan padamu? Kamu pasti senang dengan apa yang aku bawa," kata Laura dengan tersenyum lebar.Ethan mengerutkan keningnya seraya bertanya, "Apa yang Tante bawa? Bukan sesuatu yang aneh, 'kan."Lau