Semua Bab Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone: Bab 21 - Bab 30

“Aku sudah menunggumu lama, tapi ternyata kau malah menikah dengan Pria lain,” bisik George. Mata Ashley membulat. Ia terkejut dengan perkataan Pria dihadapannya itu. Gadis itu kemudian menatap tajam kearah George dengan penuh arti. George kemudian memberi tanda pada Bodyguardnya agar mereka pergi. Ashley pun juga memberitanda pada Alfredo dan Henry untuk meninggalkannya. “Apa maksudmu?” “Maksudku? Maksudku adalah aku menginginkanmu Ashley,” ujar George cepat. “Jangan bodoh! Aku adalah Istri orang!” “Aku tidak peduli,” ucap George. “Aku sudah mencarimu hampir 4 tahun lamanya. Tapi saat kau muncul kau malah seperti Singa yang lapar. Dan siapa sangka, kau juga sudah menikah dengan orang dari Keluarga Moonstone itu,” ujar George. “Untuk apa kau mencariku, George?” “Ashley,” panggil Glen yang tiba-tiba sudah berdiri didekat mereka. Percakapan mereka pun terputus. “Ada urusan apa kau menemui Istriku?” “Cih. Suami dan Istri sama-sama angkuh rupanya. Menurutmu untuk apa

“Bukan. Kau harus semangat saat diatas ranjang,” bisik Glen. Wajah Ashley pun memerah karena malu. Ia langsung memukul dada Glen pelan. “Sudahlah, ayo pulang. Aku lelah,” ujar Ashley. Glen pun mengangguk. Mereka kemudian langsung berjalan keluar menuju mobil Glen yang sudah terparkir didepan pintu Perusahaan. “Nona apa kalian benar-benar sudah menikah?” “Tuan Glen apa alasan anda tidak mempublish pernikahan anda?” “Tuan apa ini adalah alasan mengapa kau tiba-tiba menyerahkan Cath Company pada Nona Ashley?” “Apa kalian sudah lama menjalin hubungan?” “Nona Ashley bagaimana perkembangan proyek kerjasama dengan Slytzean?” “Apa setelah ini Cath Company akan menjadi anak dari Vierca Group?” Mereka pun berhenti sebentar dan mulai menjawab beberapa pertanyaan Wartawan. “Cath Company tidak akan bergabung dengan Vierca. Cath Company akan tetap berdiri sendiri tanpa dinaungi entitas manapun,” ucap Glen. “Dan mengenai perkembangan proyek kerjasama dengan Slyztean, saat ini ma

“Ada rapat dengan departemen pemasaran! Bye!” Ashley pun langsung melenggang pergi tanpa memperdulikan Suaminya itu. “Bagaimana dengan proses bayi tabung Rensca?” tanya Glen sembari menyalakan seputung rokoknya. “Sejauh ini berjalan lancar, Tuan,” jawab Henry. “Aku tidak mau tau. Mereka harus dicegah setidaknya sampai Ashley hamil dan melahirkan keturunan untukku,” ucap Glen. “Bagaimana caranya, Tuan?” tanya Henry cepat. “Hubungi Brandon. Minta padanya obat pengering rahim. Setidaknya itu bisa mencegah keberhasilan bayi tabung mereka,” ujar Glen sembari menyesap rokoknya.Disisi lain, Ashley sedang fokus membahas perencanaan peluncuran situs oleh Slytzean.“Tidak. Cara ini akan menghabiskan lebih banyak biaya,” tolak Ashley cepat.“Aku mau, situs Slytzean menembus pasar internasional tanpa memakan banyak anggaran!” jelas Ashley.“Saya ada saran Nyonya. Bagaimana kalau kita bekerja sama dengan Influencer luar untuk mempromosikan situs tersebut. Kita hanya perlu membayar 1 Influen

“L-LEPAS!” George kemudian melepas cengkramannya pada dagu Ashley. “Brengsek,” umpat Ashley pelan. “Jaga mulutmu, manis,” bisik George. “To the point saja. Kenapa kau mengundangku kesini?” tanya Ashley cepat. “Kau memang sangat memahamiku ya?” “Aku ingin kau memberitahuku bagaimana gadis kecil sepertimu mampu menembus sistem keamanan kami,” ucap George. “Oh, jadi Tuan George merasa tidak percaya diri karena aku berhasil menembus ya?” ejek Ashley. “Jangan takut. Kemarin aku menembusnya hanya ingin mencari tahu dan tidak berniat jahat,” lanjut Ashley. “Aku tidak peduli. Aku hanya ingin tahu bagaimana caranya,” ucap George. Gadis itu kemudian mendekati salah seorang staff disana. Ia kemudian duduk dikursi dan mengotak atik komputer staff tersebut. Ia pun langsung melakukan cara yang sama saat ia mencoba menembus sistem keamanan Slytzean. Dan seketika peringatan diruangan itu berbunyi. Alarm tanda bahaya serangan siber langsung terdengar diseluruh penjuru ruangan. “Lih

“Ashley, apa kau mencintaiku?” Deg. Jantung Ashley mendadak berhenti. Matanya membulat tak percaya. Mulutnya membisu dan tak mampu berbicara. Ia hanya bisa menatap mata Glen dengan tatapan sendu. “Apa ada Suami Istri yang tidak saling mencintai?” batinnya. “Apa dia benar-benar menganggap aku sebatas Istri Kontrak saja?” batin Ashley. Pikiran Gadis itu penuh dengan pertanyaan yang tak bisa ia utarakan. Hatinya sakit. Tapi ia tidak bisa mengadu kepada siapapun. Ini adalah pilihan yang ia buat. “Apa aku salah karena sudah jatuh terlalu dalam?” batin Ashley dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Pintu kamar tiba-tiba diketuk. Mereka pun terkejut dan menjadi canggung. Ashley langsung turun dari meja dan kembali merapikan pakaiannya. Sementara Glen, Pria itu langsung membuka pintu. “Selamat pagi, Tuan. Tuan besar sudah menunggumu untuk sarapan,” ucap Henry. Glen mengangguk mengerti. Ashley kemudian mendekat. Mereka pun turun bersama menuju meja makan yang sudah dipenuhi makanan. Te