Deg.Isvara mencelos. Sial. Wanita baru sadar, dia tidak keluar dari kamar Alvano.Sebentar. Isvara harus jawab apa? Mau beralasan apa?“Kak, bentar ya. Kueku gosong!” seru Isvara cepat, mencoba menyelamatkan diri sambil berlari kecil ke dapur.Namun, Adisti terlalu cepat.“Udah, nggak usah mikirin kue,” ucap Adisti sambil melirik ke arah dapur. “Biar Mbak Wati yang beresin. Nggak apa-apa ‘kan, Mbak?”“Iya, Non,” sahut Wati sambil mengibaskan kain lap ke arah oven terbuka. Bau gosong sudah menyebar ke seluruh ruangan.Isvara menunduk malu, aroma cheesecake gosong menyeruak seolah ikut mempermalukannya.Adisti berdiri dari sofa, mengambil kunci mobil dan tasnya, lalu menatap Isvara dengan tatapan penuh makna. Oke, tatapan itu terlalu sulit untuk Isvara baca.“Udah, kamu ganti baju dulu sana. Aku tunggu di mobil.”“Loh, mau ke mana, Kak?” tanya Isvara, masih bingung. Kuenya baru gosong, sekarang sudah diajak keluar rumah?“Kita beli aja cheesecake-nya. Nggak usah repot-repot bikin. Aku t
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya