“Mas, boleh besok aku mulai kuliah?” izin Nilna hati-hati, di tengah acara makan malam yang kembali hangat.Bagas terkesiap, buru-buru menelan sesuap nasi yang telah dikunyah. “Memangnya, Adek udah kuat?” timpalnya, memastikan. Pandangan pria itu tak beralih dari sorot mata istri kecilnya.Nilna mengangguk mantap. “Siap, dong!” serunya, yakin. Melihat itu, Bagas menggeleng-geleng kepala. Ia amat gemas dengan tingkah istri kecilnya yang tetap bersemangat.“Kalau Adek siap, boleh-boleh aja. Tapi, jangan sampai kecapekan, ya.”Nilna mengangguk lagi, lalu keheningan mulai menyergap. Hanya suara denting sendok yang tak sengaja beradu dengan piring.Bagas menelan suapan terakhir, dan meneguk segelas air putih perlahan. “Kalau belum bisa habis, nggak apa-apa,” selanya, di tengah aktivitas Nilna yang hanya memainkan sendok di atas nasi yang sudah dingin.Nilna terkesiap, mengangkat wajah. Menatap sang suami yang sangat jeli dengan gerak-geriknya. Wanita itu meringis kecil, ada binar sungkan
Terakhir Diperbarui : 2025-07-15 Baca selengkapnya